Budaya  

Tradisi Nyadran Dam Bagong 2025: Warga Trenggalek Perebutkan Kepala Kerbau di Tengah Arus Deras

TRENGGALEK- Ribuan warga Trenggalek memadati kawasan Dam Bagong untuk mengikuti puncak tradisi tahunan Nyadran atau Bersih Dam Bagong. Acara yang digelar pada 22–23 Mei ini merupakan wujud rasa syukur masyarakat atas limpahan rezeki dan keselamatan, serta penghormatan terhadap leluhur, khususnya Ki Ageng Menak Sopal, tokoh yang berjasa membangun sistem irigasi Dam Bagong.

Rangkaian kegiatan dimulai pada 22 Mei dengan prosesi jamas kerbau, penyembelihan kerbau, pembacaan sejarah upacara, ruwatan, dan pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Puncaknya, pada 23 Mei, digelar kirab tumpeng dan kepala kerbau, ziarah ke makam Ki Ageng Menak Sopal, serta larung kepala kerbau ke aliran Dam Bagong.

Prosesi larung kepala kerbau menjadi momen yang paling ditunggu. Setelah kepala kerbau dilarung ke sungai, warga berebut menyelam untuk mendapatkannya, meski harus menghadapi derasnya arus air. Tradisi ini melambangkan semangat gotong royong dan kebersamaan masyarakat Trenggalek.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Trenggalek, Sunyoto, menyampaikan bahwa meskipun Bupati Trenggalek berhalangan hadir karena agenda di Jakarta, pelaksanaan tradisi tetap berlangsung khidmat dan meriah. Ia juga mengapresiasi kemandirian masyarakat dalam menyelenggarakan acara tanpa dukungan anggaran pemerintah, sebagai bukti semangat gotong royong yang kuat.

Tradisi Nyadran Dam Bagong tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga sarana mempererat tali persaudaraan dan menjaga warisan leluhur yang telah berlangsung turun-temurun.

RATECARD UMKM