TRENGGALEK, RADIOBOSSFM- Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas mendaki gunung mengalami lonjakan popularitas. Dari sekadar olahraga ekstrem, kini mendaki telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban hingga pelajar.
Fenomena ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang menjadikan mendaki semakin digemari lintas generasi:
🧭 Tren Mendaki yang Makin Masif
1. Gaya hidup & media sosial.
Pemandangan alam dari atas gunung yang menakjubkan menjadi daya tarik visual di platform seperti Instagram. Banyak selebgram dan influencer mempopulerkan gaya hidup outdoor, mendorong banyak orang mencoba pengalaman serupa.
2. Kesehatan fisik & mental
Mendaki memberikan manfaat ganda: menjaga kebugaran tubuh sekaligus menjadi sarana “digital detox” dari rutinitas dunia maya. Udara segar dan suasana hening di pegunungan membantu mengurangi stres.
3. Akses dan fasilitas yang makin berkembang
Jalur pendakian kini ditata lebih baik, basecamp dilengkapi layanan registrasi dan fasilitas umum, bahkan tersedia jasa open trip dan penyewaan perlengkapan.
4. Komunitas & kegiatan sosial
Pendakian juga menjadi ajang berkumpulnya komunitas pecinta alam, yang kerap menggelar aksi sosial seperti bersih gunung dan penanaman pohon.
5. Liburan bermakna & terjangkau
Dibandingkan liburan mahal ke luar negeri, mendaki gunung memberi pengalaman otentik dengan biaya lebih terjangkau. Tantangan dan pencapaian menuju puncak menjadi nilai tambah tersendiri.
🏞 Jalur Botoputih, Akses Baru Menuju Gunung Wilis
Seiring meningkatnya minat terhadap pendakian, Kabupaten Trenggalek membuka jalur baru ke Gunung Wilis melalui Desa Botoputih. Jalur ini resmi dibuka untuk umum pada Sabtu, 11 Mei 2025, setelah proses eksplorasi dan pembangunan infrastruktur dasar oleh komunitas lokal dan pemerintah desa. Gunung Wilis yang menjulang setinggi 2.169 meter di atas permukaan laut (mdpl) melintasi lima kabupaten, dan kini memiliki jalur baru yang berjarak ±7,8 kilometer dari basecamp hingga puncak. Terdapat 5 pos pemberhentian, area camping, dan spot istirahat yang ditata dengan mempertimbangkan kenyamanan serta keamanan pendaki.
🌱 Pelestarian dan Potensi Ekonomi Warga
Jalur Botoputih dikembangkan tidak hanya sebagai akses pendakian, tetapi juga untuk membangun ekowisata berbasis masyarakat. Warga sekitar menyediakan homestay, kuliner lokal, jasa porter, serta penyewaan alat camping. Koordinator Basecamp Botoputih menegaskan bahwa pendakian tidak boleh sekadar menjadi ajang wisata biasa. “Kami ingin mendaki gunung juga menjadi sarana edukasi lingkungan dan penguatan ekonomi warga,” ujarnya.
Pengelola memberlakukan sejumlah aturan penting, antara lain:Fenomena “pendaki massal” kian terbuka ketika destinasi seperti Gunung Wilis semakin banyak jalurnya. Jalur Botoputih tak hanya memperluas akses, tapi juga memperkaya pengalaman dari sudut ekowisata, pelestarian alam, hingga tantangan fisik. (ws/rbs)