Gubernur Jatim Tinjau Lokasi Longsor di Trenggalek, Pastikan Penanganan dan Relokasi Korban

TRENGGALEK- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meninjau langsung lokasi bencana tanah longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek pada Rabu, 21 Mei 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan proses evakuasi, penanganan pengungsi, dan rencana relokasi berjalan dengan baik.

Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Khofifah menyusuri medan curam dan licin untuk melihat langsung kondisi rumah-rumah warga yang tertimbun longsor. Ia memastikan bahwa proses pencarian enam korban yang masih hilang dilakukan secara optimal dengan dukungan tim SAR gabungan, termasuk penggunaan anjing pelacak dan alat berat.

Gubernur juga menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor agar proses evakuasi berjalan cepat dan aman. “Pak Kapolda telah mengirimkan anjing pelacak untuk membantu identifikasi titik-titik yang diduga masih terdapat korban tertimbun. Tim Inafis dari Polda juga turun mendukung proses identifikasi,” ujarnya.

Selain itu, Khofifah meninjau posko pengungsian di Paseban, Desa Depok, yang menampung 26 warga terdampak. Ia memastikan bahwa kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan layanan kesehatan terpenuhi dengan baik. Bantuan logistik seperti makanan siap saji, perlengkapan dapur, pakaian, matras, alat kebersihan, hingga sayur-mayur telah disalurkan untuk mendukung dapur umum.

Terkait relokasi, Gubernur Khofifah menyatakan bahwa Pemprov Jatim siap membangun hunian tetap bagi warga terdampak, baik yang rumahnya rusak total maupun yang tinggal di zona rawan longsor. Ia menekankan bahwa lokasi relokasi diupayakan tidak jauh dari tempat mata pencaharian warga untuk memudahkan adaptasi dan menjaga keberlangsungan ekonomi mereka. “Kalau mereka mendapatkan titik relokasi tidak terlalu jauh dari tempat mereka mencari nafkah, memungkinkan hunian bisa segera dibangun,”ujarnya.

Proses identifikasi lahan aman untuk relokasi kini tengah dilakukan oleh Pemkab Trenggalek dengan melibatkan tokoh masyarakat dan kepala desa setempat. Gubernur Khofifah juga menekankan pentingnya pendekatan kultural dan dialog dengan warga dalam proses relokasi. “Tanah itu riwayat, tanah itu sejarah. Jadi relokasi tidak bisa diputuskan sepihak. Harus ada komunikasi, harus ada rasa. Kita kulonuwun ke warga, karena akan ada tetangga baru dari desa sebelah,” ucapnya.

Sebagai langkah mitigasi jangka panjang, Pemprov Jatim akan bekerja sama dengan tim dari Universitas Brawijaya dan Dinas PU SDA Jatim untuk melakukan pemetaan lanjutan dengan alat deteksi aliran air bawah tanah. Hal ini penting untuk mengantisipasi longsor susulan, terutama saat hujan deras.

RATECARD UMKM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *